Pages

Kamis, 29 Juli 2010

Koruptor dan (setengah) hormat upacara bendera.

Apa saja yang dapat kita lakukan dengan uang bermilyar milyar di tangan? Mungkin bisa beli 25 unit Ferrari model njengking terbaru. Bisa juga sampeyan beli kolam renang berisi 12 ikan hiu impor dari australia, Atau bisa juga bikin 2 Rumah sakit sebesar ambarukmo plasa di Ring Road barat (saingan sama SMAGA, pulang sekolah bisa langsung necis di mall).



Malam malam setelah mengerjakan PR ekonomi yang menurunkan kualitas pemikiran saya (kabotan mikir..), saya jadi teringat pada orang orang yang korupsi sakpenak'e udhel'e dhewe.
Bayangkan saja, kalau gayus, yang cuma 1 orang aja bisa korupsi 25 Milyar, bagaimana dengan yang jabatanya lebih tinggi? Jangan jangan gayus cuma koruptor golongan 3 A? Alias koruptor kelas tempe yang ndak korupsi banyak banyak.

Saya selalu saja berpikir lho, bayangin aja kalau sampeyan punya uang 25 Milyar, bisa bisa SMADA udah sampeyan upgrade dengan AC + LCD + Laptop per anak + DVD Player di setiap kelas dan masih kembali lebih dari 24,9 Milyar.
Kita di SMADA jadi ndak usah susah susah ngisis di bawah kipas angin sambil muter muter gak jelas, ndak usah repot nyatet soalnya ada laptop, dan ndak susah kalau mau nonton video luna-ariel peendidikan kebudayaan artis indonesia di kelas.
Serba enak to?

Kalau seandainya uang itu ada di tangan saya, lapangan SMADA sudah saya luaskan 10 kali lipat, jadi kira kira 1 anak kebagian 2 Meter persegi. Ndak usah khawatir ndak bisa hormat, mau latihan senam poco poco aja masih possible kok.
Kantin saya perluas, saya sewakan counter KFC sama GELATO. Jadi bagi cewek cewek yang mau morotin pacarnya ndak perlu susah susah to?

Masih saja terngiang di telinga sewaktu mantan kepala sekolah, Bpk.Dimyati, menyampaikan harapannya supaya anak anak SMADA bisa hormat dengan benar. Hati saya serasa di-Ngeh. Sekolah favorit, menghasilkan berjuta prestasi dengan guru guru yang bervisi misi dan bermutu tinggi seperti ini hanya mendapatkan lahan yang sempit bahkan buat hormat aja ndak bisa. Miris banget, berbanding terbalik sekali dengan prestasi.

Yah, semoga saja suatu saat, kata kata pendek tentang harapan bisa hormat dengan benar itu terwujud.
Atau lebih baik lagi, kalau koruptor2 berhenti korupsi dan memikirkan nasib teman teman saya yang ndak bisa hormat dengan benar.
Atau mungkin, ada koruptor yang mau mensubsidi sekolah saya? :p


Tidak ada komentar:

Posting Komentar